0
komentar
di
20.26
-
¿Editar entrada?
Beda Tingkat Kesejukan Rumah Modern dan Rumah Tradisional
Jakarta
- Di zaman serba modern saat ini, rumah-rumah di perkotaan sebagian
besar terbuat dari bata. Bukan seperti dulu yang lebih dominan
menggunakan bambu atau kayu. Padahal, rumah-rumah yang terbuat dari
bambu maupun kayu terasa lebih sejuk dibandingkan dengan rumah dari
bata.
"Rumah modern itu kebanyakan dibangun dengan bata, tertutup sama sekali. Rumah tradisional, seperti rumah-rumah adat atau yang terbuat dari bambu dan kayu tidak rapat, sehingga ada aliran udara di situ," ujar profesor dan dosen Arsitektur Universitas Tarumanegara, Tri Harso Karyono saat ditemui di seminar Atap Jakarta, Jakarta, Sabtu (24/08).
Menurut Tri Harso, saat ini masih sedikit hunian modern di Jakarta dengan sirkulasi udara yang dingin. Bangunan modern cenderung saling berdempetan sehingga tidak ada ventilasi untuk udara masuk.
"Biasanya bangunan tradisional itu tidak berdempetan sehingga memungkinkan terjadinya ventilasi. Rumah modern tidak seperti itu," tambahnya.
Kelemahan ini harus diatasi agar hunian terasa nyaman. Dengan berkurangnya panas di dalam rumah sehingga tidak memerlukan pendingin seperti air conditioner (AC) sehingga lebih hemat energi.
"Kita harus memakai energi dalam jumlah kecil, namun bagaimana agar energi itu rendah kalau desain bangunan itu tidak memungkinkan untuk membuat ruangan nyaman," kata Tri.
Merancang suatu bangunan yang menggunakan konsep hemat energi, menurut Tri, harus jadi pertimbangan utama. Tak hanya karena pertimbangan kenyamanan tapi juga aspek hemat jangka panjang dari sisi finansial.
"Bangunan hemat energi di tempat yang panas kan mengurangi panas, selain itu juga lebih baik pilih rumah yang menghadap utara atau selatan agar tidak terkena panas terik," ungkapnya.
"Rumah modern itu kebanyakan dibangun dengan bata, tertutup sama sekali. Rumah tradisional, seperti rumah-rumah adat atau yang terbuat dari bambu dan kayu tidak rapat, sehingga ada aliran udara di situ," ujar profesor dan dosen Arsitektur Universitas Tarumanegara, Tri Harso Karyono saat ditemui di seminar Atap Jakarta, Jakarta, Sabtu (24/08).
Menurut Tri Harso, saat ini masih sedikit hunian modern di Jakarta dengan sirkulasi udara yang dingin. Bangunan modern cenderung saling berdempetan sehingga tidak ada ventilasi untuk udara masuk.
"Biasanya bangunan tradisional itu tidak berdempetan sehingga memungkinkan terjadinya ventilasi. Rumah modern tidak seperti itu," tambahnya.
Kelemahan ini harus diatasi agar hunian terasa nyaman. Dengan berkurangnya panas di dalam rumah sehingga tidak memerlukan pendingin seperti air conditioner (AC) sehingga lebih hemat energi.
"Kita harus memakai energi dalam jumlah kecil, namun bagaimana agar energi itu rendah kalau desain bangunan itu tidak memungkinkan untuk membuat ruangan nyaman," kata Tri.
Merancang suatu bangunan yang menggunakan konsep hemat energi, menurut Tri, harus jadi pertimbangan utama. Tak hanya karena pertimbangan kenyamanan tapi juga aspek hemat jangka panjang dari sisi finansial.
"Bangunan hemat energi di tempat yang panas kan mengurangi panas, selain itu juga lebih baik pilih rumah yang menghadap utara atau selatan agar tidak terkena panas terik," ungkapnya.
Penulis: Carla Isati Octama/MUT